LKNU LAMPUNG
  • RSS
  • Facebook
  • Twitter
>>> Kritik, saran, informasi atau artikel dapat dikirimkan kepada kami melalui email: lknulampung@gmail.com >>>Simak juga berbagai info kami melalui twitter. Silakan follow @LKNULampung
  • LKNU Lampung

    Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama disingkat LKNU, Adalah lembaga dari organisasi NU yang bertugas melaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama di bidang kesehatan.

  • LKNU Gencar sosialisasi

    NU Online Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) tengah gencar melakukan penanggulangan Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS). ..

  • Berita Kegiatan

    Berita kegiatan seputar LKNU Lampung...

  • Ikuti Kami di FB

    Ikuti brita kegiatan kami di FB ....

Sabtu, 24 Mei 2014

LKNU Lampung latih Penjangkau Lapangan

Posted by SYIFA'UL UMMAH LKNU On 22.45

Program penanggulangan HIV AIDS telah dilaksanakan selama tiga tahun di Proinsi Lampung bersamaan dengan beberapa Provinsi lainnya di Indonesia. Mengingat pentingnya program ini dalam mencegah meningkatnya penderita HIV AIDS, Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama turut andil menjadi Sub Recipients (SR) Nahdlatul Ulama Lampung dalam service delivery area Outreach atau yang biasa disebut dengan penjangkauan Popilasi Kunci. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui seberapa besar jumlah Populasi Kunci yang memiliki resiko tinggi terhadap penularan HIV AIDS di Provinsi Lampung serta dapat dirujuk untuk mengikuti test Infeksi Menular Seks (IMS) dan Voluntary Counceling and Testing (VCT) atau Test HIV. Dalam proses penjangkauan itu pula diharapkan adanya perubahan prilaku populasi kunci khususnya berkenaan dengan kesetiaan terhadap pasangan dan penggunaan kondom pada seks yang beresiko.

Dalam meningkatkan Capacity Building para petugas lapangan khususnya Penjangkau Lapangan beserta Koordinator Lapangan. LKNU Lampung telah mengutus 9 orang kader yang terdiri dari satu Koordinator Lapangan dan 8 Penjangkau Lapangan untuk mengikuti pelatihan penguatan Capacity Building dan Peer Educator pada 12 -16 Mei 2014 di Puri Avia Hotel and Conference Resort yang diselanggarakan oleh Principal Recipients (PR) Nahdlatul Ulama Jakarta. Kegiatan yang berlangsung dalam lima (5) hari tersebut di hadiri oleh perwakilan kader NU yang berasal dari 19 Provinsi di Indonesia.

Output yang diharapkan dalam pelatihan ini diantaranya, peserta memahami tentang informasi dasar HIV termasuk cara penularan dan pencegahannya, peserta memahami teknik komunikasi dan fasilitasi, peserta memahami dan mampu melakukan penjangkauan dilapangan baik dengan pada level individu, kelompok maupun komunitas, serta peserta memahami berbagai peran serta tanggung jawab yang dibutuhkan dalam melakukan penjangkauan terkait dengan PMTS dan pengurangan dampak buruk pada narkoba suntik. Pelatihan sangat penting dilakukan untuk tahap awal pelaksanaan tugas PL dan KL, agar dalam melaksanakan tugas PL dan KL memiliki teknik yang tepat untuk mencapai target penjangkauan. Menurut Asyihin, selaku Koordinator Program SRNU Lampung, pelatihan yang diikuti oleh PL dan KL sangat membantu untuk melaksanakan tugas mereka. Dengan mengikuti pelatihan, PL dan KL Lampung dapat memperluas jaringan dari berbagai provinsi. Dari jaringan tersebut KL dapat menganalisis kelemahan dan kekurangan dalam menjalankan penjangkauan serta dapat meningkatkan kualitas data capaian di lapangan. Selain itu, Asyihin menambahkan, dengan mengikuti pelatihan, penjangkau lapangan tidak lagi memakai metode yang monoton. Petugas Lapangan akan dapat lebih kreatif dalam melakukan jangkauan serta menemukan hotspot baru yang selama ini belum di jajaki.

Salah satu peserta pelatihan, David sangat menyambut baik pelatihan tersebut karna dapat membantu dirinya dalam membangun jaringan serta meningkatkan koordinasi antar petugas lapangan. Saya sangat bersemangat mengikuti kegiatan ini, selain menambah teman, saya juga mendapatkan banyak manfaat dalam pelatihan ini, diantaranya saya jadi lebih mengerti bagaimana melakukan penjangkauan yang tepat dan terkoordinasi’. Kata David.

Dalam pelaksanaan penjangkauan terhadap Populasi Kunci diantaranya Wanita Pekerja Seks (WPS), Lelaki seks lelaki (LSL), Injection Drugs User (IDU), Waria dan Lelaki Beresiko Tinggi (LBT). LKNU Lampung selaku SRNU telah bekerjasama dan berkoordinasi dengan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Lampung dan Dinas kesehatan Lampung dalam meningkatkan dan memperkuat kualitas program. Kerjasama ini diharapkan dapat menjadikan Lampung sebagai Funding Model Program kedepan.

Sabtu, 10 Mei 2014

LKNU ditunjuk menjadi SR NU LAMPUNG

Posted by SYIFA'UL UMMAH LKNU On 09.30

HIV AIDS bukanlah hal yang asing lagi bagi masyarakat khususnya dunia kesehatan. Virus yang dapat membunuh kekebalan tubuh manusia ini sudah menjadi perhatian semua pihak, baik Pemerintah, SWasta dan Masyarakat. HIV bukan lagi lagi virus prestise yang hanya menjangkiti populasi beresiko tinggi seperti Injection Drugs Users (IDU) dan Wanita Pekerja Seks (WPS). Pada masyarakat beresiko rendah, HIV telah menjadi ancaman pada Ibu dan Bayi. Koordinator Program Penanggulangan HIV AIDS NU Lampung, Asyihin, menjelaskan bahwa HIV menjadi ancaman bagi bayi-bayi yang akan di lahirkan, hal ini terjadi dikarenakan ketidakpahaman ibu akan virus HIV, cara penularannya, serta masih minimnya akses informasi layanan kesehatan yang didapat, ditambah lagi dengan para suami yang membeli seks diluar. Akibatnya HIV yang dibawa suami ditularkan pada istri dan ditularkan kepada anak oleh Ibu yang mengandung."HIV pada bayi ini karena Ibu yang Positif, Ibu yang Positif HIV, itu ditularkan oleh suaminya, artinya suami melakukan hubungan seks dengan bukan istrinya yang mengakibatkan suami tertular HIV dan akhirnya di rumah dia menularkan kepada Istrinya'.Ungkap Asyihin.

Pemerintah Indonesia melalui kementerian kesehatan RI telah mencanangkan program Penanggulangan HIV AIDS ke seluruh Provinsi di Indonesia. Dengan menggandeng stake holder dan Organisasi Masyarakat, Kementerian Kesehatan berharap dapat menekan tingginya angka penularan HIV AIDS melalui Program ini. Lampung menjadi salah satu area program penanggulangan HIV AIDS. bersambung....

Senin, 17 Februari 2014

LKNU menggandeng Dunia Pendidikan Menggelar Kegiatan Seminar dan Pelatihan Tenaga Penyuluh Kesehatan

Posted by SYIFA'UL UMMAH LKNU On 21.32

Petugas kesehatan adalah pejuang kemanusiaan yang dengan bangga dan tulus-ikhlas mengabdikan ilmu pengetahuan dan keterampilannya bagi kesejahteraan sesama - dengan memberikan Pelayanan dan informasi kesehatan yang terbaik kepada masyarakat. Dengan Rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap HIV dan AIDS menjadikan mereka rentan terpapar penyakit ini.

Dalam upaya penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia khususnya Bandar lampung yang diperkuat melalui program penanggulangan HIV/AIDS. Bertujuan untuk mengurangi tingkat penyakit dan kematian yang berhubungan dengan HIV di Indonesia khususnya provinsi Lampung serta memperkuat sistem kesehatan komunitas untuk perbaikan kinerja dan penguatan pemahaman dini pada kelompok usia produktif. Mobilisasi masyarakat dalam program HIV dan AIDS merupakan kegiatan yang sistematis dan terukur, sehingga memerlukan keahlian khusus yang bisa didapatkan melalui pelatihan khusus dan pengalaman lapangan. Sehingga untuk meningkatkan pemahaman masyarakat diperlukan peningkatan ketrampilan dalam menyampaikan informasi yang akurat, terutama mereka yang belum pernah mendapatkan pelatihan.

Peran dan keterlibatan berbagai pihak saat ini sedang di tunggu oleh masyarakat dalam ikut serta dalam program penanggulangan HIV/AIDS. Terutama dalam penghapusan stigma dan diskriminasi terhadap ODHA serta promosi pencegahan HIV aids. Namun demikian saat ini kader tenaga penyuluh belum maksimal dalam melakukan hal tersebut, karena belum memiliki pengetahuan dan skill yang memadai untuk terlibat aktif dalam setiap kegiatan kesehatan. Untuk menjawab kebutuhan tersebut maka kami telah mengadakan, ‘Seminar dan Workshop Penanggulangan HIV/AIDS yang dikemas dalam Mobilisasi Komunitas dan Pelatihan Tenaga Penyuluh Kesehatan”, dengan Tema: “Mari Sonsong Masa Depan dengan Trubuh dan Jiwa yang Sehat tanpa AIDS”. 15 – 16 Februari 2014 bertepatan di Aula Gedung F Lantai 3 Universitas Bandar Lampung Pukul. 07.30 s/d 16.30 wib Melalui pelatihan ini di harapkan peserta memiliki kesadaran yang sama terhadap betapa pentingnya perubahan perilaku yang positif. Sehingga tujuan nasional penanggulangan HIV dan AIDS dapat tercapai.

Selain seminar dan Workshop kegiatan ini sekaligus meresmikan Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama Propinsi Lampung sebagai salah satu media masyarakat untuk memperoleh berbagai informasi kesehatan. Dalam kegiatan ini pula diselenggarakan pelatihan Tenaga Penyuluh kesehatan yang berjumlah 50 orang mahasiswa perwakilan dari seluruh universitas dan perguruan tinggi di Lampung. Menurut Ketua LKNU Lampung, Erlina, tindak lanjut dari pelatihan ini adalah peserta akan diterjunkan ke lapangan untuk melakukan sosialisasi kesehatan dimasyarakat. Turut Pula Hadir Walikota Bandar Lampung Bapak Drs. H. Herman HN, MM yang sekaligus membuka acara ini. Dalam Sambutannya Bapak Herman HN berpesan agar para remaja baik pelajar dan mahasiwa jangan sampai diracuni oleh narkoba karna narkoba membunuh masadepan kita serta jangan sampai terlibat dalam pergaulan bebas dan sex bebas yang mengakibatkan terinfeksi penyakit seperti HIV. Beliau Menambahkan Modal utama dalam membentengi diri dari pikiran dan perbuatan buruk adalah iman taqwa. Dalam kegiatan ini pula dihadiri oleh Ketua PWNU Lampung, KH. RM. Soleh Bajuri, SHI., MHI., Wakil Rektor UBL Bidang Akademik, Prof. Dr. Khomsahrial Romli, M.Si., Pengelola Program HIV/AIDS Dinas Kesehatan Propinsi Lampung yang sekaligus sebagai Narasumber seminar., Koordinator Program Penanngulangan HIV/AIDS NU Wilayah Lampung, Muhammad Asyihin, S. Pd dan ratusan peserta yang terdiri dari mahasiswa dan pelajar dari SMA/SMK/Sederajat di Kota Bandar Lampung. [451/lpg]

LKNU menggandeng Dunia Pendidikan Menggelar Kegiatan Seminar dan Pelatihan Tenaga Penyuluh Kesehatan

Posted by SYIFA'UL UMMAH LKNU On 21.32

Petugas kesehatan adalah pejuang kemanusiaan yang dengan bangga dan tulus-ikhlas mengabdikan ilmu pengetahuan dan keterampilannya bagi kesejahteraan sesama - dengan memberikan Pelayanan dan informasi kesehatan yang terbaik kepada masyarakat. Dengan Rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap HIV dan AIDS menjadikan mereka rentan terpapar penyakit ini.

Dalam upaya penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia khususnya Bandar lampung yang diperkuat melalui program penanggulangan HIV/AIDS. Bertujuan untuk mengurangi tingkat penyakit dan kematian yang berhubungan dengan HIV di Indonesia khususnya provinsi Lampung serta memperkuat sistem kesehatan komunitas untuk perbaikan kinerja dan penguatan pemahaman dini pada kelompok usia produktif. Mobilisasi masyarakat dalam program HIV dan AIDS merupakan kegiatan yang sistematis dan terukur, sehingga memerlukan keahlian khusus yang bisa didapatkan melalui pelatihan khusus dan pengalaman lapangan. Sehingga untuk meningkatkan pemahaman masyarakat diperlukan peningkatan ketrampilan dalam menyampaikan informasi yang akurat, terutama mereka yang belum pernah mendapatkan pelatihan.

Peran dan keterlibatan berbagai pihak saat ini sedang di tunggu oleh masyarakat dalam ikut serta dalam program penanggulangan HIV/AIDS. Terutama dalam penghapusan stigma dan diskriminasi terhadap ODHA serta promosi pencegahan HIV aids. Namun demikian saat ini kader tenaga penyuluh belum maksimal dalam melakukan hal tersebut, karena belum memiliki pengetahuan dan skill yang memadai untuk terlibat aktif dalam setiap kegiatan kesehatan. Untuk menjawab kebutuhan tersebut maka kami telah mengadakan, ‘Seminar dan Workshop Penanggulangan HIV/AIDS yang dikemas dalam Mobilisasi Komunitas dan Pelatihan Tenaga Penyuluh Kesehatan”, dengan Tema: “Mari Sonsong Masa Depan dengan Trubuh dan Jiwa yang Sehat tanpa AIDS”. 15 – 16 Februari 2014 bertepatan di Aula Gedung F Lantai 3 Universitas Bandar Lampung Pukul. 07.30 s/d 16.30 wib Melalui pelatihan ini di harapkan peserta memiliki kesadaran yang sama terhadap betapa pentingnya perubahan perilaku yang positif. Sehingga tujuan nasional penanggulangan HIV dan AIDS dapat tercapai.

Selain seminar dan Workshop kegiatan ini sekaligus meresmikan Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama Propinsi Lampung sebagai salah satu media masyarakat untuk memperoleh berbagai informasi kesehatan. Dalam kegiatan ini pula diselenggarakan pelatihan Tenaga Penyuluh kesehatan yang berjumlah 50 orang mahasiswa perwakilan dari seluruh universitas dan perguruan tinggi di Lampung. Menurut Ketua LKNU Lampung, Erlina, tindak lanjut dari pelatihan ini adalah peserta akan diterjunkan ke lapangan untuk melakukan sosialisasi kesehatan dimasyarakat. Turut Pula Hadir Walikota Bandar Lampung Bapak Drs. H. Herman HN, MM yang sekaligus membuka acara ini. Dalam Sambutannya Bapak Herman HN berpesan agar para remaja baik pelajar dan mahasiwa jangan sampai diracuni oleh narkoba karna narkoba membunuh masadepan kita serta jangan sampai terlibat dalam pergaulan bebas dan sex bebas yang mengakibatkan terinfeksi penyakit seperti HIV. Beliau Menambahkan Modal utama dalam membentengi diri dari pikiran dan perbuatan buruk adalah iman taqwa. Dalam kegiatan ini pula dihadiri oleh Ketua PWNU Lampung, KH. RM. Soleh Bajuri, SHI., MHI., Wakil Rektor UBL Bidang Akademik, Prof. Dr. Khomsahrial Romli, M.Si., Pengelola Program HIV/AIDS Dinas Kesehatan Propinsi Lampung yang sekaligus sebagai Narasumber seminar., Koordinator Program Penanngulangan HIV/AIDS NU Wilayah Lampung, Muhammad Asyihin, S. Pd dan ratusan peserta yang terdiri dari mahasiswa dan pelajar dari SMA/SMK/Sederajat di Kota Bandar Lampung. [451/lpg]

Jumat, 20 Desember 2013

Nahdliyin Jihad Kemanusiaan Memerangi HIV/AIDS

Posted by SYIFA'UL UMMAH LKNU On 18.19

SUARA lelaki berkopiah itu terdengar lirih kala mengungkapkan keprihatinannya. Hatinya mengharu tatkala mengetahui wanita berhijab dan berparas cantik di hadapannya mengidap penyakit mematikan human immunodeficiency virus/ acquired immunodeficiency syndrome (HIV/AIDS). Dialah Gus Maksum atau lengkapnya K.H. Maksum Abror, ketua Majelis Musyawarah Pondok Pesantren (MMPP) Lampung. Gus Maksum mengaku pandangan para ulama nahdliyin kini mulai berubah tentang penyakit mematikan ini.“Tak semua pengidap HIV/AIDS itu pelaku maksiat.Banyak juga di antaranya orang baik-baik, termasuk ibu yang saya ceritakan tadi. Akibat perilaku sang suami, dia dan anaknya menjadi korban,” kata dia, dalam sebuah diskusi Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) Lampung di Lampung Post, akhir pekan lalu (Kamis, 19 Desember 2013). Terkait hal ini, Mandala Noras, dari Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, mengungkapkan data Kementerian Kesehatan 2013 menunjukkan saat ini terdapat 515 kasus HIV/AIDS dialami ibu rumah tangga. Sementara untuk Lampung terdapat 40 lebih kasus atau menyumbang 5,4% dari kasus nasional. Menurutnya, penyebaran HIV/AIDS di Lampung sudah merata di 14 kabupaten/kota, bahkan hingga November 2013 penyebarannya mencapai 1.900 kasus. “Ini merupakan angka tertinggi sejak 2002 dengan ditemukannya 20 kasus di Lampung,” ujarnya. Mandala juga mengungkap bahwa penderita penyakit berbahaya ini dominan menggerogoti kelompok usia produktif, yakni 25—49 tahun, dan menyumbang 73% dari total pengidap. “Hal ini perlu diantisipasi sejak kelompok usia dini melalui pendidikan seks ataupun kesehatan reproduksi,” kata dia. Merespons hal ini, Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Lampung K.H. Soleh Badjuri menyatakan warga NU Lampung siap berpartisipasi memerangi HIV/AIDS. Menurutnya, hal ini bisa dikatakan jihad kemanusiaan warga nahdliyin. Hal ini, menurutnya, beracuan pada hadis Rasulullah saw. “Bukan umatku (Rasulullah, red) jika tidak peduli terhadap sesama. Atas dasar itu, NU terpanggil untuk ikut serta mengatasi penularan HIV/AIDS ini. Jangan sampai jumlah penderita baru terus bertambah,” ujarnya. Hal yang perlu diperjuangkan ke depan, kata dia, adalah bagaimana mengedukasi umat jika pengidap HIV/AIDS juga mungkin terjadi pada kalangan baik-baik seperti halnya ibu rumah tangga. “Yang terpenting adalah tidak memperlakukan penderita diskriminatif,” kata dia. Ketua LKNU Lampung Erlina menyatakan NU merasa terpanggil untuk ikut prihatin dengan kondisi tersebut karena dengan jemaah yang tersebar di perdesaan dengan tingkat pemahaman tentang HIV/AIDS yang rendah. Hal ini juga menjadi ancaman. “Tingginya kasus ini tidak lepas dari rendahnya posisi tawar seorang istri atau ibu dalam rumah tangga. Rendahnya pengetahuan dan informasi tentang virus mematikan itu juga jadi pekerjaan yang harus dicarikan jalan keluar,” ujarnya.

Hilangkan Stigma Negatif

MASIH banyaknya penderita HIV/AIDS di Lampung mengkhawatirkan berbagai pihak. Hal ini pula yang membuat institusi lintas sektoral dan berbagai organisasi masyarakat yang peduli terhadap HIV/AIDS berkumpul menyatukan pendapat untuk mencari solusi tepat dalam pencegahan penyakit yang menyerang fungsi kekebalan tubuh tersebut. Seperti yang disampaikan Pengelola Program Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi Lampung Beni Irawan. Bahwa penyebaran HIV/AIDS di Lampung berkembang seiring ledakan jumlah penduduk. Berdasar data Kemenkes 2007—2011, jumlah penderita HIV/AIDS di Lampung, khususnya wanita, meningkat tajam seiring kedatangan para pendatang (kaum pria, red) dari luar Lampung, khususnya pengemudi truk yang kerap mampir dan jajan di sini. Dia mengatakan di Lampung terdapat lima wilayah yang resistensi HIV/AIDS, yakni Bandar Lampung, Lampung Selatan, Lampung Utara, Lampung Tengah, dan Lampung Timur. Ketua Majelis Musyawarah Pondok Pesantren (MMPP) Lampung K.H. Maksum Abror mengatakan penganggulangan HIV/AIDS di Lampung belum maksimal karena tidak melibatkan seluruh elemen masyarakat. Oleh karena itu, ia mengajak berbagai pihak untuk menabuh genderang perang melawan HIV/AIDS. Seperti yang dilakukannya dengan menyosialisasikan akan bahaya HIV/AIDS kepada berbagai pondok pesantren hingga mengajak orang dengan HIV/AIDS (ODHA) masuk pesantren. Ternyata jurus tersebut sangat jitu sehingga para santri menerapkan pola hidup sehat. Sementara Vina, dari Saburai Support Group (SSG) Lampung, mengatakan penyakit AIDS dan virus HIV masih menimbulkan stigma negatif. Penderita AIDS kerap mendapat tanggapan miring dan dikucilkan masyarakat. Akibatnya, beberapa orang dengan gejala serangan HIV atau AIDS enggan memeriksakan diri ke lokasi pelayanan kesehatan terdekat. “Rasa malu akibat minim info juga mengakibatkan seseorang enggan menjalani tes HIV. Karena itu, sampai saat ini tes HIV masih berkesan menakutkan dan membuat masyarakat enggan melakukannya,” ujar dia.
Dia juga menilai pemerintah kurang memperhatikan ODHA dan Ohida. Hingga kini masih adanya stigma negatif terhadap penderita HIV/AIDS. “Melalui diskusi ini kami berharap masyarakat menghilangkan stigma dan diskriminasi terhadap penderita HIV/AIDS, sehingga mereka bisa lebih percaya diri, mandiri, serta mendapatkan pelayanan medis dan psikologis yang memadai.” Sementara dalam dialog tersebut disimpulkan, antara lain perlu adanya aturan yang jelas tentang penanggulangan HIV/AIDS. Selain itu, materi HIV/AIDS diusulkan agar dimasukkan ke kurikulum 2013 dan pembelajaran di perguruan tinggi. Mengingat penderita penyakit mematikan ini dominan dari kalangan tersebut. Tidak hanya itu, perlu ditingkatkan pemahaman masyarakat lewat berbagai kampanye yang langsung menyentuh sasaran. Sekaligus perlu wadah berkumpulnya ODHA yang dibina oleh lembaga keagamaan, sosial, dan kesehatan agar mereka bisa dekat di tengah masyarakat, sehingga menurunkan angka stigmanisasi negatif dan diskriminasi bagi penderita penyakit yang belum ada obatnya tersebut.

Senin, 25 November 2013

LKNU Lampung Gelar Bahtsul Masa'il bersama Majlis Musyawarah Pondok Pesantren Lampung

Posted by SYIFA'UL UMMAH LKNU On 09.00

Saat menjelang bulan Ramadhan, seluruh umat Islam diwajibkan untuk menjalankan puasa, baik dari anak-anak sampai orangtua. Bahkan bagi mereka yang memiliki masalah kesehatan disarankan untuk mencoba menjalankan puasa. Namun bagaimana bila niat berpuasa harus terhalang dengan ketentuan harus minum obat setiap 12 jam sekali.

Menjalankan puasa mulai dari sebelum fajar sampai matahari terbenam memakan waktu sekitar 14 sampai 15 jam. Namun, ketentuan meminum obat antiretroviral (ARV) bagi orang dengan HIV/AIDS (ODHA) yang dijadwalkan setiap 12 jam, membuat tidak sedikit ODHA yang khawatir untuk mengikuti puasa. Hal inilah yang mendorong Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) Lampung bekerjasama dengan Majelis Musyawarah Pondok Pesantren (MMPP) Lampung menggelar kegiatan Bahtsul Masail membahas Hukum Puasa ODHA, Sabtu (23/11/2013) Di Pondok Pesantren al-Hikmah, Way Halim, Kedaton, Bandar Lampung.

Latar belakang dari diskusi Bahtsul Masail tersebut menurut Ketua Majelis Musyawarah Pondok Pesantren Lampung, Ustadz Ahmad Maksum Abror, “Kesehatan adalah kekayaan yang paling berharga sehingga menjaganya menjadi wajib. Kita sudah tahu kalau setiap muslim wajib berpuasa,sementara ada penyakit yang dalam masyarakat kita terhitung belum diketemukan obatnya yakni HIV AIDS. Obat yang sekarang ada hanya untuk menghambat perkembangan virus tersebut. Orang dengan HIV AIDS (ODHA) harus minum obat setiap 12 Jam, sementara waktu puasa lebih dari 12 jam yakni antara 14-15 jam”. Pertanyaannya, “Apakah orang tersebut masih wajib berpuasa?”.

Melihat dari deskripsi permasalahan yang ada, seluruh peserta yang hadir bersepakat bahwa hukumnya (Orang dengan HIV AIDS (ODHA) harus minum obat setiap 12 Jam ) boleh tidak puasa dan wajib membayar fidyah setiap hari yakni 1 mud atau 6 ons beras. Ust. Maksum menambahkan dalam pertemuan ini hanya fokus pada pembahasan ODHA yang harus minum ARV per 12 jam, bagi yang hanya 1 x 24 jam, puasa hukumnya wajib bagi ODHA.

Dalam pertemuan tersebut, Asyihin selaku Koordinator Program Penanggulangan HIV/AIDS NU Lampung yang juga sekretaris LKNU Lampung mengungkapkan bahwa Para Kiayi dan Tokoh Agama memiliki peran yang sangat penting dalam menghilangkan stigma negatif dan diskriminasi terhadap ODHA. “Jauhi virusnya tapi jangan jauhi orangnya karna mereka butuh dukungan kita”. Ujar dia. Asyihin menambahkan bahwa dengan tidak adanya stigma negatif dan diskriminasi terhadap ODHA akan dapat membuka fenomena gunung es sehingga masyarakat mau dan tidak takut untuk mengakses layanan test hiv dan bila positif, kita bisa bantu mengobatinya. Pertemuan yang berlangsung selama satu hari tersebut di hadiri oleh seluruh Pengurus Pondok Pesantren yang ada di Lampung serta Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung, hadir Pula Ki. RM. Soleh Bajuri, Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Provinsi Lampung bersama jajarannya.

Bahtsul Masail merupakan istilah yang terangkai dari dua suku kata, yaitu : Bahtsu yang artinya pembahasan atau penelitian dan Masail (bentuk jamak dari masalah) dengan arti beberapa masalah. Dengan demikian Bahtsul Masail adalah sebuah kegiatan (forum) diskusi keagamaan untuk merespon dan memberikan solusi terhadap problematika actual yang muncul dalam kehidupan.

Menggunakan model bahtsul masail `ala pesantren pada umumnya yang mengedepankan semangat `itiradl atau perdebatan argumentative dengan berorientasi kepada kitab salaf atau buku-buku fiqih. Dalam hal ini, peserta bebas berpendapat dan menyanggah pendapat peserta lain serta diberikan kebebasan untuk mengoreksi rumusan-rumusan yang ditawarkan oleh team perumus. [451/lpg]

Minggu, 13 Oktober 2013

HIV AIDS

Posted by SYIFA'UL UMMAH LKNU On 20.55

Awal epidemi HIV dan AIDS di Indonesia (1987): Kasus pertama AIDS di Indonesia ditemukan 24 tahun yang lalu (1987). Seorang wisatawan asal Belanda meninggal di RS Sanglah, Bali. Kematian pria berusia 44 tahun itu diakui Depkes disebabkan AIDS. Indonesia masuk dalam daftar WHO sebagai negara ke-13 di Asia yang melaporkan kasus AIDS.

Antara tahun 1987 dan 1997, peningkatan infeksi tampak lambat, upaya penanggulangan pun sangat terbatas dan terutama terfokus di sektor kesehatan. Pada bulan Mei 1994 Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) yang pertama di Indonesia ditetapkan dengan Keputusan Presiden 36/19941, yang kemudian disusul dengan Strategi Nasional Penanggulangan AIDS yang pertama (bulan Juni 1994).

HIV adalah virus yang menyerang sel darah putih di dalam tubuh (limfosit) yang mengakibatkan turunnya kekebalan tubuh manusia. Orang yang dalam darahnya terdapat virus HIV dapat tampak sehat dan belum membutuhkan pengobatan. Namun orang tersebut dapat menularkan virusnya kepada orang lain bila melakukan hubungan seks berisiko dan berbagi alat suntik dengan orang lain.

AIDS adalah sekumpulan gejala penyakit yang timbul karena turunnya kekebalan tubuh. AIDS disebabkan oleh infeksi HIV. Akibat menurunnya kekebalan tubuh pada seseorang maka orang tersebut sangat mudah terkena penyakit seperti TBC, kandidiasis, berbagai radang pada kulit, paru, saluran pencernaan, otak dan kanker.

Bagaimana HIV bisa ditularkan kepada orang lain?

•       Melalui hubungan seks tanpa menggunakan kondom sehingga memungkinkan cairan mani atau cairan vagina yang mengandung virus HIV masuk ke dalam tubuh pasangannya

•       Dari seorang ibu hamil yang HIV positif kepada bayinya selama masa kehamilan, waktu persalinan dan/atau waktu menyusui.

•       Melalui transfusi darah/produk darah yang sudah tercemar HIV. Lewat pemakaian alat suntik yang sudah tercemar HIV, yang dipakai bergantian tanpa disterilkan, terutama terjadi pada pemakaian bersama alat suntik di kalangan pengguna narkoba suntik (penasun).

Apakah transfusi darah di fasilitas kesehatan berisiko menularkan HIV?

Tidak berisiko karena umumnya, Palang Merah Indonesia dan fasilitas kesehatan selalu melakukan pengecekan atau skrining HIV pada darah donor sebelum melakukan transfusi kepada orang lain. Darah tercemar HIV tidak digunakan.

Apakah infeksi HIV dapat dicegah?

Ya. dengan cara:

•       Abstinence – Tidak berhubungan seks

•       Be Faithful – Selalu setia pada   pasangan

•       Condom – Gunakan kondom di setiap  hubungan seks berisiko

•       Drugs –  Jauhi narkoba

Bagaimana cara mengetahui status HIV?

Orang yang sedang dalam tahap HIV tidak bisa kita kenali. Mereka tampak sehat dan tidak menunjukkan gejala penyakit apapun. Status terinfeksi HIV hanya dapat diketahui setelah mengikuti test HIV yang disertai konseling. Segera kunjungi fasilitas kesehatan terdekat (Klinik VCT) untuk tes HIV.

Apa yang dimaksud dengan tes HIV?

Layanan test HIV dan konseling ini disebut sebagai VCT (Voluntary Counseling and Testing). Tes HIV biasanya berupa tes darah untuk memastikan adanya antibodi HIV di dalam sampel darah.  Tes HIV bersifat sukarela dan rahasia. Sebelum melakukan tes HIV, akan dilakukan konseling untuk mengetahui tingkat risiko infeksi dari perilaku selama ini dan bagaimana nantinya harus bersikap setelah mengetahui hasil tes HIV. Untuk tes cepat dapat juga digunakan tes usapan selaput lendir mulut (Oraquick)

Apakah ada pengobatan untuk HIV dan AIDS?

erinfeksi HIV bukanlah vonis mati. AIDS dapat dicegah dengan pengobatan antiretroviral atau ARV. Pengobatan ARV menekan laju perkembangan virus HIV di dalam tubuh sehingga orang dengan infeksi HIV dapat kembali “sehat” atau ‘bebas gejala’. Namun virus HIV masih ada di dalam tubuhnya dan tetap bisa menularkan pada orang lain.

Mendobrak Mitos HIV

•       HIV tidak menular di kolam renang umum

•       HIV tidak menular melalui batuk atau bersin

•       HIV tidak menular melalui gigitan nyamuk atau serangga lainnya

•       HIV tidak menular dengan berbagi alat makan bersama

•       HIV tidak menular karena berjabat tangan

•       HIV tidak menular karena berciuman

Apakah orang yang telah terinfeksi HIV perlu dihindari?

Anda tidak perlu menghindari orang yang telah terinfeksi HIV. Penularan HIV terjadi melalui cara-cara yang spesifik. Berinteraksi sosial dengan orang yang telah terinfeksi HIV tidak menyebabkan penularan HIV.

LAYANAN VCT DI LAMPUNG

·         BANDAR LAMPUNG

•       RS ABDUL MULUK

•       RS COKRODIPO

•       PUSKESMAS SUKARAJA

•       PUSKESMAS PANJANG

•       PUSKESMAS SIMPUR

•       PUSKESMAS SATELIT

•       PUSKESMAS KEDATON